Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi perhatian serius pemerintah, sekalipun angka kasus di tanah air cenderung menurun. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa, tahun 2011 DBD
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa, tahun 2011 DBD
merata di Indonesia dengan jumlah kasus yang mencapai hampir 50 ribu penderita dan 400 orang di antaranya meninggal dunia.
Kasus tersebut, menurut Tjandra berhasil ditekan dengan prosentase yaitu hingga hampir 70%. Sekalipun tidak menyebutkan angka pastinya di tahun 2011, ia memaparkan bahwa, tahun 2010 total kasus DBD yang mencapai lebih dari 150 ribu penderita, memiliki angka kematian mencapai 1300 jiwa. Dan angka kasus DBD yang cenderung menurun itu, menurut Tjandra bukan berarti kegiatan pencegahan nya juga menurun, tapi justeru akan tetap digiatkan.
Pada bulan Januari dan bulan Februari tahun 2012, Kemenkes akan serius memperhatikan karena, berdasarkan pengalaman pada bulan-bulan tersebut kasus DBD menunjukkan peningkatan. Himbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan kemunculannya pada waktu-waktu tetrsebut akan dilakukan. Dan biasanya, himbauan ini mengikuti perkembangan masa pancaroba atau peralihan musim yang memiliki keadaan udara tak menentu.
Seiring dengan hal tersebut, Presiden Asosiasi Pengendalian Nyamuk Indonesia Supratman Sukowati dalam temu media di kantor Kemenkes menjelaskan bahwa pancaroba di tengah perubahan iklim saat ini sangat berdampak negatif pada DBD.
“Pada keadaan panas, nyamuk aides aegipty bisa tumbuh dewasa lebih cepat,” demikian Supratman menjelaskan.
“Durasi normalnya 8 sampai 10 hari,” tambah Supratman melanjutkan.
Tidak hanya itu, menurut Supratman, multiplikasi virus pada nyamuk mematikan itu akan lebih cepat, di samping risiko penularan yang lebih besar. Ancaman lain adalah curah hujan yang tidak menentu.
“Karena akan memberi peluang nyamuk memilih habitat perkembangbiakan,” papar Supratman menjelaskan pada wartawan. jay/ath/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.