HuM0R KONSTANTIN

Hanya untuk  Darat, Laut, dan Udara
Setelah minum antimo, namun sakit pusing yang dideritanya tidak kunjung reda. Seorang polisi marah-marah, dan mendatangi warung tempat dia membeli obat tadi. Ia mengangkat bungkus obat yang tadi ia beli.
"Pak kok pusing saya ngga ilang?!" tegur polisi kepada penjaga warung dengan nada tinggi.
"Oh, Bapak dari Kepolisian ya?" jawabnya sambil balik bertanya.
"Iya.. Emang kenapa?" nada nya turun dan balik bertanya.
"Iya pak obat itu ngga mempan untuk bapak..." paparnya meyakinkan. Penjaga warung mendekati Si Polisi dan meraih bungkus obat itu.
"Ini loh pak, Antimo itu hanya untuk Darat, Laut, dan Udara. Untuk Kepolisian belum ada ada pak" katanya dengan lembut.



DOA SEORANG ANAK
Seorang anak kecil ingin sekali melanjutkan sekolah. namun sayang orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk membiayainya. Terlebih ayahnya juga sangat membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya yang sedang sakit. Anak itu tidak menyerah dan percaya, Tuhan adalah jawabannya, entah bagaimana caranya. Ia memutuskan menulis surat kepada Tuhan :

 
Kepada Yth :
TUHAN, di Surga

Tuhan yang baik, saya mau meneruskan sekolah, tapi orang tua saya tidak punya uang. Ibu saya juga lagi sakit, dan tidak punya uang untuk beli obat. Tuhan saya butuh uang $20 untuk beli obat ibu dan uang meneruskan sekolah $20. Menurut teman-teman ada uang  seragam $10 juga dan uang buku $10 Jadi, semuanya $60.
Terima kasih Tuhan, saya tunggu kiriman uangnya.
Dari : Toni.

Ia menuliskan di punggung amplop : Kepada Yth :
                                                                 TUHAN, di Surga

Lalu ia pergi ke kantor pos dan memberikannya kepada petugas pos, dan langsung pulang. Membaca alamat tujuan surat, petugas pos merasa iba memandang  punggung si Toni, kecil yang berlari. Ia tidak tega untuk mengembalikan suratnya, dan kebingungan mau dikemanakan surat itu. Sekonyong-konyong, petugas pos itu menyerahkannya ke kantor polisi terdekat.
Polisi yang menerimanyapun terheran-heran, sambil memberikan kepada Komandan Polisi. Membaca isi alamat surat itu, sang Komandan langsung membuka dan membaca isi surat si Toni kecil. Komandan Polisi merasa iba dan tergerak hatinya untuk menceritakan hal tsb kepada anak buahnya. Seluruh anak buahnya merasa iba dan sepakat mengumpulkan dana utk diberikan ke Toni. Namun dana yang terkumpul hanya
$55. Sang Komandan pun memasukkan uang terkumpul ke dalam amplop, lalu menuliskan  dipunggung amplop :"Dari Tuhan di Surga"
Salah seorang anak buah komandan dengan suka cita menerima tugas mulia, untuk mengirimkan ke tempat di mana Toni tinggal. Dan Toni yang  menerima langsung merasa sangat senang begitu membaca pengirimnya. ia bersyukur dengan jumlah uang yang diterimanya sebesar $55.
Ia ingin segera berterima kasih kepada Tuhan, lalu ia bergegas mengambil  kertas dan pensil, untuk mulai menulis surat yang berbunyi seperti ini :
  Terima kasih TUHAN atas kiriman uangnya. Tapi, kalo TUHAN lain waktu mau kirim uang ke Toni, Jangan 
  Lewat Pak POLISI. Karena kalo lewat Pak POLISI, uangnya dipotong $5.
dari Toni


Suharto, Presiden yang Merendah
Suatu hari Tutut, anak Soeharto, lewat di jalan TOL di Jakarta. Tutut yang emangnya ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.
Penjaga TOL : "Ini Bu, kembaliannya. "
Tutut : "Sudah paak... bapak simpan saja buat keluarga bapak yaaa..."
Saat itu harga tiket TOL masih seharga 3000 rupiah,  yang tentu saja penjaga TOL merasa senang menerima lebihan 47 ribu rupiah. namun Tutut Suharto sudah berlalu sebelum ia berterima kasih.
Secara kebetulan, selang beberapa jam, Tommy Suharto juga datang melintas TOL  dan masuk melalui pintu yang sama. Seperti kakaknya Tommy juga tidak memiliki uang receh, ia mengeluarkan uang 20 ribuan.
Penjaga TOL : "Ini Pak, kembaliannya 17 ribu."
Tommy : "Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak Anda."
Penjaga langsung memasukan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
 

Tanpa disangka, tanpa pengwalan, tiba-tiba Presiden Soeharto melintasi jalan TOL melalui gerbang yang sama. Hanya saja kali inii, uang yang dikeluarkan sebesar 5000 rupiah. Penjaga TOL langsung menyimpan uang tersebut tanpa memberikan kembaliannya. Soeharto menunggu uang kembalian hingga hampir 2 menit. Lalu ia bertanya pada Si Penjaga Tol
Soeharto : "Mas, mana uang kembalian saya ?"
Penjaga TOL : "maaf pak... cuma 2000 kembalinya"

Soeharto : "Loh, memangnya kenapa? kamu mau korupsi ya?
Penjaga TOL : "Wah tidak pak... saya heran aja sama bapak, masak uang 2000 rupiah minta dibalikin. Tadi Mba' Tutut sama Mas Tommy lewat yang kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja  langsung dikasih ke saya, masak Bapak cuma kembalian 2000 diminta?!?" katanya, agak kecewa sambil mengambil kembalian 2000 rupiah. 
Soeharto : "Mas, sampean tau toh, siapa Tutut dan siapa Tommy??"
Penjaga Tol : "Ya iyalah, Mba Tutut dan Mas Tommy itu anak Presiden." seraya menyodorkan kembalian 2000 rupiah
Soeharto : "Pinter kamu!" sahutnya sambil menyambut 2000 rupiah kembalian Tol.
Soeharto : "Mereka semua itu anak Presiden. Sedangkan saya, Cuma Anak Petani ... " katanya sambil berlalu 
Penjaga Tol  : !@$@!$!%!^$@ ^






Anda memiliki cerita menggelitik lainnya? silahkan kirim ke : tricitra@gmail.com