Memakai sepatu yang memiliki hak tinggi dalam jangka waktu yang lama, ternyata bisa menimbulkan masalah tubuh. Beberapa waktu yang telah lewat ini, ada desas-desus beredar tentang penggunaan sepatu dengan hak
berukuran tinggi memicu migrain. Kabar tersebut ditepis oleh Ketua Eksekutif National Headache Foundation, Dr Seymour Diamond melalui situs Time Healthland. diamond menyatakan bahwa hampir selama 50 tahun ia berpraktek mengobati sakit kepala, belum pernah ia mendapati sepatu hak tinggi sebagai penyebab dari sakit kepala atau pun migrain.
berukuran tinggi memicu migrain. Kabar tersebut ditepis oleh Ketua Eksekutif National Headache Foundation, Dr Seymour Diamond melalui situs Time Healthland. diamond menyatakan bahwa hampir selama 50 tahun ia berpraktek mengobati sakit kepala, belum pernah ia mendapati sepatu hak tinggi sebagai penyebab dari sakit kepala atau pun migrain.
Sebuah pemaparan terdahulu menyatakan bahwa, sepatu yang memiliki ukuran hak tinggi umumnya digunakan pada acara-acara tertentu atau acara-acara penting. Pada saat menggunakannya bisa saja seseorang mengalami kecemasan atau stres sehingga memicu terjadinya migrain. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah atau biologis yang bisa menjelaskan bahwa, memakai sepatu hak tinggi bisa memicu terjadinya migrain. Namun pada saatini, memang telah banyak saran untuk mengurangi penggunaan sepatu yang memiliki ukuran hak yang tinggi. Dan saran itu pun berlaku bagi penderita migrain.
Saat migrain umumnya penderita mengalami gangguan pada keseimbangan tubuhnya, hingga membuat seseorang mudah terjatuh. Menggunakan sepatu yang ukuran hak tinggi lebih dari 2 inci atau sekitar 5 cm, bisa mengganggu keseimbangan tubuh misalnya, dengan memiringkan panggul dan membuat bagian punggung agak ke depan, sehingga menempatkan tekanan pada punggung dan bola kaki. Saat migrain terjadi pun seseorang akan mengalami nyeri dan rasa berdenyut yang kuat di salah satu bagian otak, hingga bisa melemahkan kondisi seseorang dan mencegah tubuh berfungsi dengan baik.
Pada penderita, bila kondisi ini berlangsung intens maka bisa membuat penderita sangat sensitif terhadap suara dan cahaya. dan selama ini beberapa hal diketahui sebagai pemicu seseorang mengalami migrain. Kafein, lampu yang terang, makanan tertentu serta kondisi psikologis seperti stres dan depresi. Migrain atau sakit kepala sebelah adalah gangguan neurologis atau saraf yang sifatnya kompleks. Jika kondisi migrain sudah parah kemungkinan bisa membuat seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih dan tidak dapat bergerak, karena setiap gerak yang dilakukan bisa memperburuk rasa sakit yang dialaminya. ath/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.