4.7.11

Tangkal Frigiditas!


Frigiditasa adalah problem rumah tangga yang bisa saja hadir dan mendorong hadirnya Wanita Idaman Lain. Hal-hal seperti ini, biasanya akibat dari ditutupi nya atau justeru dibiarkannya masalah ini. Semoga saja masalah di atas tak terjadi dalam hubungan suami-istri perkawinan Anda. Apalagi bila pernikahan masih baru dan tentunya bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Frigiditas, berasal dari kata frigid yang berarti dingin atau beku, yang dalam hal ini mengacu pada sikap wanita saat melakukan hubungan suani isteri. Inilah yang sesungguhnya disebut dengan impoten-nya perempuan. Gairah atau nafsunya hilang sama sekali untuk berhubungan seks, sekalipun beribu jurus rangsangan dikerahkan atau dipaksa. Itulah gambaran yang terjadi pada perempuan yang mengalami frigiditas. Perempuan dengan frigiditas akan melawan saat akan melakukan hubungan badan. “Tapi, melawan tidak secara fisik,” demikian dr. Kartono Muhammad mengatakan. “Melainkan, vaginanya tidak mau membuka. Tidak mau ditembus (penis-red),” tambah dr. Kartono.

Menurut dr. Kartono, frigiditas pada perempuan bisa terjadi sejak dini atau saat memasuki usia reproduksi. Bahkan, ketika mengalami akil balik atau saat memasuki masa menstruasi, tidak menutup kemungkinan masalah ini sudah timbul. Dan bila tidak ditangani dengan baik, masalah pelik ini bisa berlanjut hingga dewasa. dr. Kartono menjelaskan bahwa, frigiditas umumnya terjadi akibat faktor kejiwaan atau psikologis. Trauma, kecemasan, atau ketakutan berlebihan terhadap seks sangat mempengaruhi gairah perempuan untuk berhubungan. Misalnya, seseorang yang takut kena penyakit kalau berhubungan seks sekalipun, ketakutan itu tak berdasar sama sekali. Dan biasanya ketakutan itulah yang sering hingga di masyarakat menengah ke atas, yang menanggapi hidup bersih secara berlebihan. Dan faktor fisik yang mempengaruhi adalah bila seorang perempuan yang klitorisnya dipotong atau labia minora.

dr. Kartono menyarankan adanya penanganan masalah frigiditas ini melalui psikoterapi dengan mengedepankan keterlibatan psikolog untuk memperbaiki masalah kejiwaan yang mungkin juga terjadi pada seorang perempuan. Seorang perempuan bisa menjalani konseling atau bimbingan untuk memulihkan rasa percaya diri. Di samping itu, diperlukan juga edukasi atau pemenuhan informasi bagi perempuan yang mengalami frigiditas. Materi edukasi atau informasi itu bisa dibagikan melalui sesi bertema kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi. Cara ini lebih efektif karena akan diajarkan serentak kepada laki-laki dan perempuan di sekolah tersebut. Di sekolah, bisa dijelaskan saat membahas tentang anatomi, kesehatan umum, pertumbuhan fisik, termasuk masalah kehidupan dan bagaimana berperilaku hidup sehat dalam bereproduksi.

Tak salah juga apabila edukasi dan informasi serupa disampaikan melalui rumah ibadah. dr. Kartono juga menekankan agar rumah ibadah tidak men-tabu-kan pembicaraan masalah-masalah seputar kesehatan reproduksi, termasuk frigiditas. jay/ath/konstantin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.