4.5.10

Alkitab dan Benda-benda Angkasa

Menurut beberapa sumber, Indonesia didatangi meteor selama beberapa kali. Namun peristiwa yang terekspose baru-baru ini adalah peristiwa di Teluk Bone dan di Duren Sawit. Orang-orang di Indonesia tidak sebegitu dihebohkan dengan peristiwa ini. Entah ada apa dengan keadaan ini. Namun pemberitaan elektronik di Internet seperti detik dot kom, tidak meninggalkan perjalanan peristiwa kedatangan meteor di Jakarta. Beberapa seminar-seminar kebangsaan sampai keagamaan sepertinya juga enggan memasukan peristiwa ini dalam diskusi-diskusinya. Nah bagaimana sebenarnya Alkitab memandang fenomena Alam ini? Penulis Kitab Kejadian hanya mengenal tiga benda angkasa, matahari, bulan dan bintang-bintang.
Di malam hari, selain bulan, semua benda yang berkilauan di angkasa dianggap sebagai bintang. Menurut Julius. C. Rumpak, dalam tulisannya pada suatu milis komunitas gereja, selain Kitab Kejadian, tentang keberadaan benda angkasa ini, baru dapat terlihat di Kitab Ayub 9:9, kemudian Kitab Ayub 38: 31-31 dan Kitab Amos 5:8. Dan dalamayat-ayat yang disebutkan tersebut, akan ditemukan tentang gugusan bintang atau rasi bintang atau konstelasi.

Jauh dari masa kanonisasi Alkitab, para Astronom menemukan adanya benda angkasa yang bukan bintang. Planet, satelit planet misalnya bulan untuk bumi, kemudian asteroid, juga komet ataupun meteor. Sebelum mengetahui lebih lagi, mungkin kita bisa mengetahui tentang meteor dan juga meteorit itu. Dalam tulisan Rumpak, benda-benda angkasa itu digambarkan sebagai berikut;
Asteroid atau planetoid adalah bongkahan benda padat yang jalur orbitnya di antara Markh atau Mars dan Myustari atau Yupiter. Letaknya, diperkirakan jauh dari bumi dan tidak mungkin salah satunya “nyasar” ke atmosfir bumi.
Asteroid pertama yang ditemukan ialah Ceres, pada tanggal 1 Januari 1801, bertepatan dengan memasuki abad baru, oleh astronom Italia Giuseppi Piazzi. Diameter Ceres ialah sekitar 500 mil atau sama dengan 750 km. Dan selanjutnya, para ahli memperkirakan terdapat ratusan ribu asteroid, sekalipun baru beberapa yang saat itu baru bisa dikenali. Dan pada masa itu, selain Ceres, juga dikenal Hidalgo, Pallas, Juno, sebagai empat terbesar, kemudian diikuti Vesta, Astraea, Eros, dan Iracus.
Komet atau Bintang Kemukus atau Bintang Berekor Sininoim di atas ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-II dan ke-III. Komet datang ke-, dan pergi dari- matahari secara berkala. Semisal, Komet Halley. Komet ini datang tampak dari bum setiap 75, 76, atau 77 tahun. Terakhir mendekati matahari ialah dalam tahun 1985–1986. dan mennurut perjalanan sejarah bumi, Komet Halley telah datang pada tanggal 29 Mei 1919. Dan itu  berarti sekitar 76 tahun sebelumnya. Dan tampaknya, saat mendekati matahari pada bulan Desember 1985, perjalanan komet ini tidak tampak oleh pantauan para ahli, lantaran musim hujan, yang tentunya memposisikan langit dengan gumpalan awan yang menutupi. Dan saat melintasi matahari, kita bisa meliaht komet tersebut melintas. Saat itu tepatnya tanggal 11 April 1986 pada belahan bumi Indonesia tepat sekitar pukul jam 02.00 WIB di langit tenggara. Begitu tulis Rumpak dalam milis tersebut.
Kalau kita hitung surut, masih dalam tulisan Rumpak, sudah 23 kali Komet Halley datang sebelum 1910? Untuk lebih meyakinka, silahkan kita membagi saja 1910 dengan 76, dan kita akan dapatkan bahwa, Komet Halley telah melintasi bumi sebanyak 25 kali. Dan menjelang awal Tarikh Masehi Komet Halley telah melintas sekitar tahun 6 atau 4 Sebelum Masehi. Bila mengikuti hitungan para ahli kitab, Yesus lahir dalam periode itu. Dalam catatan cerita-cerita rakyat dan masyarakat serta beberapa kitab suci di muka bumi ini, ada bintang yang memandu orang Majus dan berhenti di atas Betlehem, dan Alkitab mencatat juga dalam Kitab Injil Matius 2 ayat 9. Dan sering juga kita dengar atau baca tentang Bintang Betlehem.
Kalau kita tahu kecepatan Komet Halley itu, maka kita bias jabarkan Komet Halley dengan Bintang Betlehem. Komet itu diketahui ada pada titik terjauh dari matahari, aphelion, dan titik terdekat dari matahari, perihelion. Waktu di aphelion kecepatannya lambat sekali. Tetapi waktu menuju ke matahari, lajunya kian cepat, akibat tarikan dari matahari. Dan pada satu ketika, komet yang melintas itu, memilki kecepatan yang sama dengan cepatnya putaran bumi. Saat itulah, komet seolah tampak seperti berhenti di angkasa. Dan setelah titik demikian, barulah komet itu kian tampak melaju dengan cepat menuju matahari sampai perihelion. Dan pada saat ada pada titik perihelion, kecepatanya kian melambat hingga menggapai aphelion lagi. Komet adalah benda langit yang tentunya juga bisa terpecah akibat ledakan.

Meteor atau Cirit Bintang atau Tahi Bintang atau Bintang Beralih, sesuai dengan sinonim yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik Edisi ke II dan ke III ini, bagi para ahli, meteor itu adalah pecahan dari komet. Oleh sebab itu pula para ahli mengkategorikan dalam beberapa kelompok meteor. Dari berbagai-bagai yang ada dan mungkin yang belum didapat, Rumpak menulis, Perseid dari Komet Swift-Tuttle, disebutkan pada tahun 1862 dan Leonid dari Temple-Tuttle, yang disebutkan pada tahun 1866. Perseid muncul antara tanggal 10 sampai dengan tanggal 17 Agustus pada setiap tahunnya dan gerakannya begitu cepat melintas dan tampak seperti hujan di angkasa. Sebelum berlangsung musim hujan, di langit bisa terlihat adanya fenomena tersebut. Oleh sebab itu, orang-orang di negara Inggris menyebutnay dengan “meteor shower”, dan orang Belanda menyebutnya dengan “sterrenregen”. Tidak jarang Perseid menjadi perbincangan media massa cetak dan elktronik sebelum dan sesudah tanggal kemunculannya. Seperti halnya Perseid, Leonid melintas cepat, dan juga banyak, bak hujan juga. Leonid muncul antara tanggal 16 semapai dengan tanggal 17 November, menjelang Natal. Namun sayangnya, saat-saat kemunculannya keadaan bumi sedang mengalami musim hujan dan salju. Jadi keadaan langit saat itu bercuaca mendung. Demikian Majalah Popular Science Vol 6 hlm 97.
Waktu Leonid datang di tahun 1833, orang-orang berkata bahwa bumi telah menjelang kiamat. Kebanyakan saat itu mereka menyalahtafsirkan ayat-ayat Kitab Injil Matius 24:29, Kitab Injil Markus 13:24-25 dan juga Kitab Wahyu 6:13. salah tafsir tersebut, lantaran mereka sama sekali buta dengan fenomena Bumi. Para ahli kitab dan agamawan saat itu tidak pernah mau mengerti dan mendengarkan bahwa sebongkah meteor bukanlah sebuah bintang. Dan bahkan, mungkin saja mereka tidak mau mendalami tentang tanda-tanda kiamat dalam Surat II Petrus 3:10-12.

Meteorit, itu sebenarnya merupakan benda langit yang tampak berkilauan seperti bintang yang melayang di angkasa untuk beberapa lama. Benda langit itu ada yang menabrak bumi, atau, penduduk bumi mengartikannya jatuh ke bumi. Padahal Meteorit ialah meteor yang “keluyuran” dan terperangkap masuk kawasan daya tarik bumi dan akhirnya terhisap ke bumi. Menurut buku-buku antariksa, sebelum mencapai bumi, meteor tergesek udara dan menghasilkan letupan sebelum mencapai bumi. Dan hal itu juga yang memungkin terjadi di Teluk Bone, Sulawesi Selatan dan baru-baru ini di Duren sawit, Jakarta Timur.
Beberapa meteor jatuh di berbagai belahan bumi dan membuat lubang menurut ukuranya sendiri. Misalnya meteorit di Canyon Diablo, Arizona, Amerika Serikaat. Hasil yang terjadi adalah terbentuk lubang dengan keliling pinggir lubang hampir sekitar 3 mil. Pada akhir tulisannya tersebut  Rumpak pun mengajak pembacanya untuk menfsirkanlah Alkitab berdasarkan ilmu yang sudah terbukti, supaya umat Allah tidak mengawang-awang, saat menghadapi hal-hal “baru” terutama yang mengenai benda-benda angkasa. Rumpak dalam akhir tulisannya itu jugamenggurat kalimat yang menyatakan bahwa, ciptaan Tuhan di angkasa itu dalam masyarakat Indonesia disebut sebagai benda-benda angkasa. Sedangkan masyarakat Belanda mengenalnya dengan hemellichamen, dan masyarakat berbahasa Inggris mengenalnya dengan celestial bodies. Semua itu berarti bahwa benda-benda ini banyak sekali bentuk dan kemunculannya dan digambarkan atau ditafsirkan menurut banyak bangsa dan banyak referensi, dan tetap satu pencipta, Tuhan Allah yang Maha Esa...ath/  konstantin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.