Timbulnya rasa cemas dan stres berlebihan akibat pekerjaan disinyalir sebagai salah satu biang keladinya. Bagi Anda yang mengalami hal serupa, ternyata dengan mengatur konsumsi makanan dapat membantu mengatasinya. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur Anda, seperti: Perbanyaklah mengonsumsi makanan produk hewani seperti susu keju, daging atau ikan.
Pasalnya, makanan ini mengandung tryptophan, yaitu jenis asam lemak yang menghasilkan serotonin dan mengendurkan syaraf pada pusat otak. Itu sebabnya, tryptophan ini juga sering disebut sebagai “hormon penidur”. Makanan yang tinggi karbohidrat tersebut dapat meningkatkan tingkat serotonin. Hal ini pun berlaku üntuk mengubah suasana hati, di mana makanan yang masuk ke dalam tubuh memiliki reaksi kimia yang dapat memengaruhi perasaan yang diproduksi otak. Bila perasaan positif, maka tidur pun menjadi lebih mudah dilakukan.
Pola pengaturan waktu yang tepat sedikit banyak membantu proses tidur Anda. Jarak makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur justru akan meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh. Padahal ketika tidur tubuh yang tenang sangat dibutuhkan, sehingga keadaan tersebut justru membuat tidur semakin sulit. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah besar minimal 2 jam sebelum tidur. Kalaupun ingin makan, konsumsilah makanan yang tinggi karbohidrat 2-4 jam sebelum tidur, seperti nasi, cokelat, kentang, atau es krim. Lagipula, dengan cara ini Anda juga dapat menjaga berat badan, mengingat tidur setelah makan besar jusru akan banyak menyimpan lemak.
Dan apabila senang mengudap di malam hari, sebaiknya pilihlah makanan seperti sereal gandum yang dicampur susu, tofu, bubur gandum, atau roti yang ditaburi wijen. Namun, tetap saja berikan jarak minimal satu jam sebelum tidur karena tryptophan juga membutuhkan Waktu untuk merangsang otak. Dengan demikian, tak heran bila muncul ungkapan yang mengatakan bahwa jam kerja yang paling produktif justru terjadi pada pagi hari hingga waktu sebelum makan siang. Selebihnya adalah perjuangan melawan kantuk setelah perut terisi penuh. Semuanya itu tergantung dari apa yang dimakan, bukan? ath/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.