Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak masih dalam taraf yang mengkhawatirkan, karena kurangnya penanaman akan arti penting memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Bahwa rata-rata ada 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun yang menderita penyakit gigi dan mulut1 patut menjadi perhatian karena kondisi itu akan
berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka.
Banyak pakar kesehatan gigi dan mulut menyatakan menyikat gigi dua kali sehari adalah mutlak, terutama pada anak karena gigi anak lebih rentan dibandingkan gigi orang dewasa karena enamelnya belum terbentuk sempurna. Jutaan bakteri yang hidup di mulut bisa merusak gigi anak jika mereka tidak menyikat gigi setelah makan dan minum, khususnya di malam hari sebelum tidur. Masalahnya, masyarakat Indonesia masih banyak yang belum tahu kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Pernyataan tersebut ditunjang dengan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007: 91,1% masyarakat Indonesia menyikat gigi setiap hari, namun hanya 7,3% yang mengikuti rekomendasi untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur (90,7% menyikat gigi di saat mandi pagi dan sore).
Potret kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yang masih buruk terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Sementara ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan periodental, karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan mematikan. Penyakit Periodental itu sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam calculus (karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi. Penyakit periodontal ini dapat ringan seperti gingivitis (peradangan hanya pada gusi), biasanya gigi bewarna merah dan mudah berdarah. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang pendukung gigi dan juga abses periodontal.
Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, karena kesehatan mulut dan gigi sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita baik anak-anak maupun orang dewasa, dan menjadi masalah yang sangat merugikan masyarakat. WHO juga menyatakan dua penyakit mulut yang utama adalah karies dan penyakit periodental. Adapun penyebab kedua penyakit tersebut karena konsumsi makanan yang manis dan lengket, malas atau salah dalam menyikat gigi, kurangnya memperhatikan kesehatan gigi dan mulut atau bahkan tidak pernah sama sekali memeriksakan kesehatan gigi. Hal yang sangat mempengaruhi masalah tersebut, faktor pendidikan merupakan faktor kedua terbesar dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi terhadap pengetahuan sikap, dan perilaku seseorang untuk hidup sehat, sehingga diharapkan seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi mampu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan. Dan alangkah baiknya berbagi dengan masyarakat yang tingkat pendidikanya rendah, dan membutuhkan lebih banyak lagi informasi.
Tindakan pencegahan terhadap karies gigi adalah dengan cara fluoridasi air minum, fluoridasi air minum sekolah, fluoridasi garam dapur, fluoridasi minuman susu dan peningkatan diet yang sehat untuk tindakan yang kearah masyarakat. Sedangkan untuk tindakan perseorangan, yakni meliputi tindakan sendiri dibawah supervisi, kumurkumur Fluor, tablet Fluor dan menyikat gigi dengan cairan Fluor, gels, dan pasta.
Untuk pencegahan penyakit periodental yang dilakukan masyarakat adalah pengambilan plak oleh individu, pengambilan flak oleh profesional dan khemoterafi, sedangkan untuk tindakan di praktek yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan pada pasien dan komunikasi dengan dokter serta tenaga kesehatan lain yang terkait. Bagaimana merubah perilaku masyarakat ke arah penanaman kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut ? Tentunya perlu edukasi kesehatan gigi. Pemberian pengetahuan ini bisa dilakukan oleh dokter gigi di praktek ataupun saat dilapangan, atau tenaga kesehatan khususnya gigi. Pendidikan kesehatan yang diberikan adalah meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, masyarakat harus semakin sadar bahwa perawatan gigi dan mulut merupakan tindakan yang segera dan tidak boleh dianggap remeh.
Dengan demikian diharapkan rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, yang menggariskan arah pembangunan kesehatan yang mengedepankan paradigma sehat, khususnya penanggulangan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta pencegahannya akan terwujud. Mari kita mulai pola hidup sehat dengan menjaga kesehatan secara utuh dan menyeluruh dengan maksimal. yan_petra/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.