Obesitas dan kelebihan berat badan dapat didefinisikan sebagai kelainan atau kelebihan akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan. Demikian WHO yang mengkategorikan kelebihan berat badan jika Body Mass Index atau BMI antar 25 dan 30. Jika BMI lebih dari 30 maka, kategori yang tersebut disebut Obesitas. Dan menurut WHO juga, Prevalensi obesitas secara global meningkat baik di negara maju ataupun berkembang. Namun demikian, kondisi seperti ini bisa diatasi dengan dihasilkannya sebuah studi yang menyebutkan bahwa suplemen antioksidan bermanfaat dalam terapi obesitas yang dikaitkan dengan kondisi stres oksidatif.
Sebuah studi yang dilakukan University of Montpellier yang berkerjasama dengan para peneliti dari BioNov, University Hospital Guide Chauliac, Montpellier dan juga dengan INRA, the University of Montpellier, melakukan suatu studi pada hewan, untuk melihat apakah ekstrak melon dapat mencegah terjadinya obesitas. Tim peneliti yang dipimpin oleh Jean-Max Rouanet menguatkan data yang menyatakan bahwa, Ekstrak melon merupakan sumber yang kaya antioksidan superoksida dismutase atau SOD, yang adalah antioksidan pertama yang dimobilisasi oleh sel untuk pertahanan dan dipertimbangkan lebih kuat dibanding antioksidan vitamin. Menurut studi tersebut, SOD mengaktivasi tubuh untuk memproduksi antioksidan tubuh sendiri, termasuk katalase dan glutation peroksidase.
Dalam studi yang menggunakan binatang hamster tersebut, membagi menjadi 5 kelompok hamster dengan 1 kelompok diberikan diet standar, kemudian 1 kelompok diberikan diet tinggi lemak setiap hari sebagai kontrol, dan 3 kelompok hamster lainnya mendapat diet tinggi lemak plus esktrak melon dengan ukuran 0,7 mg/hari, 2,8 mg/hari, atau 5,6 mg/hari. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa, dalam 85 hari, dosis ekstrak melon yang tertinggi dapat menurunkan trigliseridemia sebesar 68%, menurunkan produksi anion superoksida hati sebesar 12%, menurunkan aktivitas oksidase sitokrom mitokondria sebesar 40%, menurunkan produk oksidasi lemak dan protein dengan masing-masing sebesar 29% dan 35%, serta juga menurunkan leptinemia sebesar 99%.
Ekstrak melon dengan dosis yang tertinggi juga meningkatkan adiponektinemia, yaitu hormon protein yang dihasilkan oleh sel lemak, yang berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak. Adiponektinemia meningkat hingga 29%, yang menyebabkan penurunan insulinemia sebesar 39%, kemudian penurunan resistensi insulin sebesar 41% serta juga penurunan lemak abdomen sebesar 25%. Selain itu ekstrak melon juga memicu penurunan lemak hati yang nyata (73%) serta mencegah steatohepatitis yang disebabkan oleh diet tinggi lemak. Kombinasi diet tinggi lemak dengan ekstrak melon juga menurunkan berat badan hamster hingga sebesar 29% dibanding dengan hamster yang hanya diberi diet tinggi lemak. Dan hasil studi ini menyimpulkan bahwa konsumsi ekstrak melon jangka panjang dapat menjadi alternatif baru membantu mencegah atau mengurangi obesitas yang disebabkan oleh diet tinggi lemak. ath / konstantin
Rumus atau cara menghitung BMI adalah
dengan membagi berat badan dalam kilogram
dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.