Perempuan adalah salah satu jenis ciptaan Tuhan. Yang bersemayam di bumi ini bersama-sama dengan jenis ciptaan Sang Khalik lainnya, yang disebut laki-laki. Keduanya, baik perempuan dan laki-laki, disebut manusia, manusia yang diberikan amanat Sang Khalik untuk menguasai, menatalaksana /mengelola, dan melestarikan bumi serta isinya. Manusia yang disebut begitu sangat indah di mata Penciptanya.
Namun kini apa dan bagaimana yang terjadi terhadap manusia yang disebut perempuan itu? Yang terjadi apa adalah posisi perempuan yang diletakkan di bawah laki-laki.
Namun kini apa dan bagaimana yang terjadi terhadap manusia yang disebut perempuan itu? Yang terjadi apa adalah posisi perempuan yang diletakkan di bawah laki-laki.
Secara umum, semua hal yang melekat di diri perempuan, diletakkan di bawah laki-laki. Ini memunculkan kekuasaan/kekuatan yang absolut dari manusia yang bernama laki-laki. Mulai dari hal sosial, budaya, politik maupun ideologi yang memaktub masalah agama dan kepercayaan di dalamnya, semua teratur berada di bawah tapak kuasa laki-laki.
Apa yang terjadi di dunia perempuan saat ini, bisa kita saksikan bagai kitab terbuka dari sebuah coretan hidup manusia yang disapa perempuan. Coba tengok, saat kita berada di angkutan umum, betapa tak berdaya perempuan berposisi saat laki-laki menghisap sebuah rokok dengan ‘macho’nya. Coba lihat juga saat perempuan (baca:kaum ibu/ibu hamil/orang tua) dengan mantap berdiri di dua kaki, sementara para laki-laki duduk dengan nyaman di kursi bus kota.
Coba perhatikan, posisi tawar manusia yang disebut perempuan itu di dunia pendidikan dan kesehatan. Betapa mereka ditempatkan di posisi kedua untuk mengambil kesempatan bersekolah, karena dipikir orang tua, “Ah, nantinya kan perempuan itu berakhir di dapur…” Betapa perempuan diposisikan tak berdaya saat mesti menjalani proses persalinan dan menyusui anaknya. Ketidakberdayaan perempuan dipaparkan dengan kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia bagi ibu hamil, fasilitas menyusui di lokasi-lokasi umum.
Coba perhatikan lekat data yang saya peroleh dari Departemen Kesehatan tahun 2007, yaitu angka kematian ibu saat ini adalah 228 per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian bayi (0-12 bulan) berjumlah 34 per 1.000 kelahiran hidup, sementara angka kematian balita (0-60 bulan) 44 per 1.000 kelahiran hidup. Bahkan lembaga kaliber Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi masalah anak dan perempuan (UNICEF) mengidentifikasi bahwa seseorang anak yang ibunya meninggal, sepuluh kali lebih beresiko kehilangan nyawa mereka sebelum menginjak usia lima tahun.
Lebih lanjut, ketiadaan posisi tawar perempuan bisa kita lihat lebih jauh lagi dengan pandangan para politisi (baca:legislator/pembuat kebijakan) yang menempatkan isu perempuan di posisi ke sekian di halaman kampanye politik mereka. Menurut kawan saya, seorang staf ahli dari seorang politisi kawakan negeri ini, isu perempuan dianggap sebagai isu yang tidak ’sexy’ alias tidak populer untuk menaikkan bargaining power/position mereka sebagai politisi. Isu perempuan sama tidak tenarnya dengan isu anak-anak.
Ini sangat ironis, karena sering kali kita dengar orang-orang (termasuk para politisi) mendengungkan bahwa anak-anak itu adalah pemimpin bangsa masa depan, sementara perempuan (dalam hal ini para ibu) adalah penopang strategis dari para pemimpin bangsa masa depan tersebut. Lalu saat ini, bagaimana pelaksanaan perkataan tersebut? Bagaimana implementasi dari berjuta-juta kebijakan yang termaktub dalam visi MDG’s (Millenium Development Goals) kita, yaitu kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki, juga tentang kesehatan perempuan?
Kalau mau berpandangan negatif, kita tak tahu kemana perginya visi tentang posisi dan peran perempuan tersebut? Kemana visi kebijakan tentang perempuan menguap? Anda tahu? Bisa bagikan pandangan Anda di tulisan ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi gerbang perenungan kita bersama sebagai manusia ciptaan Tuhan (laki-laki maupun perempuan): Siapa yang Peduli terhadap Perempuan? Anda, Saya, Kita, atau Mereka?Selamat Memperingati Hari Perempuan Sedunia 08 Maret 2010! petra_yan/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.