20.4.10

Beberapa Hal Tentang Berkeluarga yang Sehat

Apakah kita sudah menganggap bahwa keluarga kita sebagai keluarga yang sehat? Atau sebaliknya bahwa kita mendapati keluarga kita sebagai keluarga yang sehat? Atau justeru sama sekali kita, tidak mengerti bagaimana itu kehidupan keluarga  yang
sehat? Atau paling tidak apa saja yang perlu kita lakukan untuk menempatkan keluarga termasuk kategori keluarga yang sehat?  Kita ikuti artikel ini bersama-sama, dan semoga bisa bermanfaat untuk menyehatkan keluarga kita.


Yang pastinya, menurut pandangan kebanyakan anak-anak, keluarga harus terdiri dari Orang tua dan anak. Namun demikian, kehidupan keluarga yang sehat bukan hanya dilihat dari kelengkapan anggota keluarga, tapi tindak tanduk dalam kehidupan sehari-hari. karena kehidupan keluarga yang sehat tentunya bisa diawali dari berjalannya penerapan norma-norma keluarga. Penerapan norma itu biasanya nilai-nilai luhur, baik itu moral budaya di rumah ataupun nilai keimanan. Mau tidak mau, secara jujur, inilah yang menjadi penentua jiwa sehat setiap anggota keluarga. Penghormatan terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat tempat sebuah keluarga hidup akan menanamkan sikap saling menghargai terhadap orang lain.

Kesehatan jiwa setiap orang yang dalam hal ini seluruh anggota keluarga, bukan hanya berhenti pada penanaman norma keluarga, tapi juga tindakan dari penanaman norma itu dalam kehidupan masing-masing anggota keluarga. Dan semuanya banyak yang bisa diawali dengan keterbukaan komunikasi antara satu terhadap yang lain. Keterbukaan komunikasi antara anggota keluarga akan membentuk keluarga yang sehat secara jiwa, yang ditandai dengan koreksi kolektif setiap anggota keluarga. Komunikasi terbuka ini  biasanya sangat baik bila terjadi konflik antar anggota keluarga. Konflik belum tentu menunjukan ketidak sehatan suatu keluarga. Konflik adalah hal yang selayaknya dialami oleh banyak manusia. Namun bagaimana seseorang atau tiap-tipa anggota keluarga merespon atas konflik yang terjadi.

Konflik yang terjadi bisa saja berlarut-larut, namun bisa juga terhenti, bila kesadaran permintaan maaf  bisa terlontar dari setiap anggota keluarga. Dan permintaan maaf ini biasanya bisa terjadi karena kebiasaan berkomunikasi yang baik antar anggota keluarga. Permintaan maaf yang lahir dari sebuah konflik dalam keluarga, adalah salah satu indikator tingkat kesehatan jiwa bahkan tingkat kecerdasan sebuah keluarga. Sebenarnya, mengaku salah bukanlah sebuah peristiwa besar ataupun peristiwa kecil bagi anggota keluarga, manapun. Namun ungkapan pengakuan bersalah ini  akan  menjadi sangat berharga bagi  perjalanan kehidupan rumah tangga. Komunikasi yang sering bukan hanya akan  menjadi kebiasaan yang baik, namun juga bisa mendorong setiap anggota keluarga mengadopsinya sebagai suatu kebutuhan.

Jadi komunikasi yang jarang dalam rumah kita perlu kita bangkitkan bagi yang merasa keluarganya sampai saat ini masih kurang melakukan komunikasi antara anggota keluarga. Tentunya hal ini demi kesehatan kehidupan keluarga yang bisa kita mulai dengan membiasakan bersama-sama membahas kesalahan masing-masing anggota keluarga. Sediakan waktu luang untuk mengisi kebersamaan anggota keluarga  yang sebenarnya juga bisa memperteguh dan menguatkan bahtera rumah tangga yang seolah mengarungi samudera luas yang tak berujung. Bersama-sama dengan anggota keluarga, kita bisa mengunjungi tentangga dan keluarga lain untuk tujuan menyatakan eksistensi dan menyeruakan beban bersama dengan kebanggaan , selain juga mempertahankan keberadaan keluarga yang akan menjadi gerakan keluarga sehat .

Saling percaya, juga akan membentuk kesehatan mendasar dalam menjalankan bahtera rumah tangga,. Karena hal ini juga merupakan modal kuat dalam memberikan ruang  bahkan peluang dalam meningkatkan kwalitas kehidupan rumah tangga. Jangan sungkan untuk saling memperhatikan tiap-tiap anggota keluarga, agar bukan hanay berfungsi untuk mendorong dan memperhatikan penampilan, namun juga gaya hidup. Perhatikanlah bagaimana cara makan, bangun tidur, berolahraga, dan pemanfaatn waktu refreshing di tengah-tengah aktifitas rutin. Mencari ataupun menggali informasi-informasi medis dan penanganannya, adalah juga bentuk perhatian untuk menjaga kehidupan berkeluarga yang sehat. Inilah bentuk tanggung jawab tinggi untuk menjadikan anggota keluarga sebagai pribadi yang tidak indivudualis baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat.

Jadi, keluarga yang sehat bukan hanya menjaga hubungan antar anggotanya namun juga antar kelompok keluarga lain di masyarakat, yang tentunya sesuai dengan  norma yang berlaku. Dan  norma-norma tersebut tentunya mencakup norma positif, norma budaya, dan norma keimanan  yang memupuk keintiman dengan  Sang Illahi. Selamat berkeluarga dengan sehat!  ath/konstantin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.