*Jelang Hari Pendidikan Nasional 02 Mei 2010
Hari masih pagi. Belum lagi pukul 5. Segarnya udara masih terasa, walau perlahan kotornya asap knalpot bus yang saya tumpangi, menghapusnya. Sambil terkantuk-kantuk, saya pun duduk di barisan ketiga deret kanan belakang pak sopir. Nyaris tertidur, sampai saat suara dua bocah cilik melengking bernyanyi sambil bertepuk tangan...
"Aye bingung sama kereta, gak didorong kok bisa jalan...."
"Aye bingung sama kereta, gak didorong kok bisa jalan...."
Itu bagian teks lagu berisi pantun wong Betawi, yang dinyanyikan oleh kedua bocah itu. Mengapa hanya teks itu yang saya ingat? Karena teks itu meluncur dari mulut seorang anak usia sekolah. Saya pun memberanikan diri bertanya,
"Dik, abis ini siap-siap sekolah ya?", tanyaku dengan penuh percaya diri kalau kedua bocah itu bakal pergi ke sekolah sehabis mengamen. Saya pikir juga, betapa hebat semangat kedua bocah itu mencari nafkah membantu orang tuanya memodali sekolah mereka.
"Gak...", jawab singkat salah satu dari bocah itu yang sedari tadi putus-putus bernyanyi (kadang ikut menyanyi kadang tidak)
"Kok...", tanggap saya tak kalah singkat.
"Emak gak punya uang...", jawabnya sambil melengos pergi, karena memang kawannya berhenti bernyanyi dan segera menyodorkan kantong plastik kepada para penumpang.
* * *
"Emak gak punya uang..."
Pernyataan itu terus terang mengganggu pikiran saya usai pertemuan tak disengaja dengan kedua bocah cilik itu. Sebuah realita bangsa ini yang ternyata bak jamur di musim penghujan. Anak-anak tak bisa bersekolah karena ketiadaan uang, adalah sebuah fenomena tersendiri yang hingga kini masih menghantui dunia pendidikan nasional. Walaupun program pemerintah untuk menggratiskan uang sekolah maksimal 9 tahun sudah berjalan sejak Januari 2006, tetap saja banyak anak tidak bisa mencicipi bangku sekolah. Ada apa gerangan? Ternyata, walau biaya sekolah gratis (Sumbangan Pembinaan Pendidikan alias SPP gratis), tapi biaya-biaya lain tetap saja memberatkan para orang tua di kalangan miskin kota. Sebut saja, biaya seragam sekolah, biaya buku dan pungutan lainnya. Alhasil, banyak pihak mempertanyakan 'gratis'nya biaya pendidikan itu yang seperti apa sebenarnya.
"Emak gak punya uang..."
Biaya sekolah sudah gratis, tapi pungutan lain masih ada. Mungkin orang tua bocah kecil yang saya temui di atas bus itu, tidak sanggup memenuhi pungutan yang ada. Mungkin saja bagi dia, kalau pemerintah menetapkan biaya pendidikan 9 tahun gratis, ya berarti gratis semuanya alias tak ada uang yang keluar dari kocek masyarakat. Mungkin saja bagi orang tua bocah cilik itu, uang yang ada mending dipakai untuk makan ketimbang menyekolahkan anaknya (membeli buku-buku dan peralatan sekolah). Alhasil, logika perut yang bicara, sehingga wajar saja ada teks lagu seperti yang dinyanyikan bocah usia sekolah di atas bus itu...
"Aye bingung sama kereta, gak didorong kok bisa jalan...."
Kalau sudah begitu, apakah juga mungkin, generasi penerus bangsa ini bakal tidak tahu mengapa kereta bisa jalan walau tidak didorong.... Mengapa begini, mengapa begitu? Jawabannya: "Emak gak punya uang..." petra_yan/konstantin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.