23.6.10

Seputar Kelainan Refraksi

Definisi Kelainan Refraksi adalah keadaan bayangan tegas yang tidak terbentuk di retina. Secara umum terjadi ketidakseimbangan penglihatan pada mata, hingga menghasilkan bayangan kabur. Dan sebelum jauh, kita identifikasikan dahulu fungsi mata kita. Dr. Jannes Fritz Tan, Sp.M dari RS. UKI Jakarta menyatakan bahwa, fungsi mata mengumpulkan dan menerima bayangan yang ditangkap, kemudian diteruskan ke otak dan kemudian, gambar tadi diinterpretasikan. Seperti halnya kamera, mata memiliki lensa, dan “film” yaitu retina mata. Mata ideal adalah mata yang memiliki fokus tajam pada retina
untuk semua gambar nya. Dan biasanya tidak dimiliki mereka yang mengalami Kelainan Refraksi.

Pada Kelainan Refraksi, gambar yang ditangkap fokusnya tidak jatuh di retina tapi di depan atau di belakang. Dan bahkan juga, bisa saja di kedua tempat. Menurut dr. Jannes, ada dua hal yang menentukan Kelainan Refraksi, yaitu kelengkungan dan panjang bola mata. Selain itu juga, ada 4 jenis Kelainan Refraksi dengan gejala yang berbeda, yaitu:

1.Mata Minus. Yaitu kondisi mata yang memiliki bola mata terlalu panjang. Dengan kata lain bentuk kornea yang terlalu melengkung. Mata minus, selalu melihat cerlang di jarak yang dekat dan blur di jarak jauh.

2.Mata Plus, adalah kondisi mata yang tidak baik digunakan untuk membaca. Kondisi mata plus adalah kondisi bola mata yang terlalu pendek, yaitu kornea mata terlalu datar atau flat. Benda yang dilihat akan tampak buram pada jarak dekat dan jauh.

3.Mata cylinder atau silinder. Yaitu kondisi bola mata atau kornea yang agak lonjong atau tidak bulat. Dan bisa dilihat dari diameter yang tidak sama. Gejala mata silinder juga sama dengan mata plus. Gambar yang ditangkap oleh mata, akan terlihat buram.

4.Mata Presbiop. Kondisi mata manusia lanjut usia yang juga diakibatkan lensa yang tidak bisa berakomodasi. Manula yang memiliki mata presbiop biasanya tidak bisa membaca jarak dekat.

Menurut dr. Jannes, mata minus bisa menjadi mata silinder bisa terjadi. Hal tersebut biasanya terjadi pada bola mata yang masih dalam pertumbuhan. Biasanya terjadi pada kita yang berusia 25 tahun kebawah. Dalam masa ini, perkembangan bola mata masih berubah bentuk sampai berusia 25 tahun. Pada kenyataannya, usia kita mempengaruhi kondisi mata. Dan di usia 40 tahun, kita akan menghadapi masalah dengan mata yang mungkin dipaksa menggunakan kaca mata. Sesungguhnya, mata kita memiliki kemampuan untuk melawan kondisi mata plus. Hal ini terbukti dengan kemampuan kita untuk melihat jarak dekat dan jauh. Dan kemampuan berhenti saat usia kita 40 tahun.

Masalah lain yang ditemui, adalah perbedaan ukuran plus dan minus. Kondisi ini sebenarnya tergantung dari jam saat kita melakukan pemeriksaan. Bila kita melakukan pemeriksaan pada saat pagi hari biasanya otot mata masih bagus. Dan kondisi mata plus tidak akan terdeteksi pada pemeriksaan. Dan bila kita melakukan pada sore hari, otot mata sudah dalam kondisi lelah, hingga mudah mendeteksi kondisi mata plus. Biasanya dokter mata memberikan obat tetes untuk mendapatkan ukuran plus yang benar. Dan bagi pasien yang baru menjalani operasi katarak, akan mendapatkan pengganti lensa buatan, dengan ukuran kacamata yang biasanya tidak berubah seumur hidup.

Dan akhirnya, dr. Jannes menyarankan baik yang berusia muda ataupun tua, saat merasakan pandangan mulai buram, secepatnya memeriksakan diri ke dokter mata, sebelum ke Optik Mata. Karena bila di tunda, kemungkinan kita mendapatkan kita mendapatkan kacamata dengan ukuran salah bisa terjadi.konstantin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.